This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 02 Mei 2013

Cocak Ijo


Akhir-akhir ini hobi mengkoleksi berbagai macam jenis burung kian meningkat, dan salah satu jenis burung yang sedang "naik daun" adalah Cucak Ijo. Bukan tanpa alasan burung yang satu ini banyak peminatnya. salah satu keunggulan Cucak Ijo yang memikat para kolektor burung adalah karena Cucak Ijo mudah menirukan suara lain (mudah dimaster) atau mudah diberi suara isian. Namun sayangnya tidak semua para pecinta burung tahu bagaimana cara memilih Cucak Ijo yang bagus, nah berikut ini saya bagi sedikit informasi mengenai cara memilih Cucak Ijo yang bagus. 

Ciri burung cucak ijo yang bagus di lihat dari segi/postur tubuh sebagai berikut :

1. Tubuh burung lebih panjang dan. Besar ekornya mengempal agak kebawah .
2. Mulut/Cucuk burung Cucak Ijo lebih pajang dan besar yang depan agak banyak bengkok kedalam.
3. Warna/Postur tubuh Cucak Ijo harus Hijau gelap dan bulu bawah mulut hitam gelap samping mulut agak berwarna Biru agak keputihan kaki burung cucak ijo yang bagus harus kering gak bengkok.
4. Kukunya burung Cucak Ijo harus bengkok, dan runcing.
5. Ciri kicau burung Cucak Ijo yang bagus harus bersih dan nyaring lentang dan ketika burung berkicau yang bagus ekornya harus bergoyang yang aktif dan tenggorokan burung yang bagus ketika berkicau harus cembung.
6. Lidah burung, dan mulut bagian dalem burung yang bagus harus hitam. 

Itulah beberapa cara memilih burung cucak ijo yang bagus, yang dapat  dilihat dari segi postur tubuhnya. Semoga informasi ini dapat membantu anda dalam memilih burung cucak ijo yang bagus dan berkualitas



Burung Hantu


setelah saya membaca-baca artikel ini ternyata indonesia memiliki banyak jenis burung hantu dengan bentuk yang sedikit berbeda, namun hanya beberapa burung yang dapat kita temui dikehidupan sehari-hari, jika kita ingin memelihara burung hantu kita harus tau burung hantu mana yang bisa kita pelihara, karna burung hantu merupakan burung liar yang cukup sulit dalam pola pemeliharaan.

Burung Hantu adalah keluarga burung malam bermata besar yang dikenal secara luas di penjuru dunia. Burung hantu merupakan anggota ordo Strigiformes, terdapat sekitar 222 spesies yang telah diketahui, yang menyebar di seluruh dunia kecuali Antartika, sebagian besar Greenland, dan beberapa pulau-pulau terpencil. Sebanyak 26 spesies ditemukan di Asia Tenggara.

Di dunia barat, hewan ini dianggap simbol kebijaksanaan, tetapi di beberapa tempat di Indonesia dianggap pembawa pratanda maut, maka namanya Burung Hantu. Burung hantu memiliki suara beragam yang kadang dianggap menakutkan bagi etnis masyarakat tertentu. Burung hantu memilki kepala relatif bulat dengan mata bulat besar dan muka rata. Leher burung hantu demikian lentur sehingga wajahnya dapat berputar 180 derajat ke belakang. Burung hantu memiliki bulu yang sangat halus yang memungkinkan mereka tak bersuara jika terbang.
Burung  hantu sering membuat sarang pada lubang-lubang pohon atau menempati bekas sarang burung lain.
Klasifikasi burung hantu
Kerajaan       :Animalia
Filum            :Chordata
Kelas             :Aves
Ordo              :Strigiforme
Suku/familia : Strigidae/TytonidaeOrdo Strigiformes terdiri dari dua suku (familia), yakni suku burung serak atau burung-hantu gudang (Tytonidae) dan suku burung hantu sejati (Strigidae). Banyak dari jenis-jenis burung hantu ini yang merupakan jenis endemik (menyebar terbatas di satu pulau atau satu wilayah saja) di Indonesia, terutama dari marga TytoOtus, dan Ninox.
burung zoo.com

mikrokontroler atmega 8535


Perkembangan teknologi elektronika sampai sekarang ini tidak lepas dari penggunaan sistem kontrol, karena dengan sistem kontrol, peralatan elektonika tersebut dapat dioperasikan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
Dalam teknologi elektronika, efektifitas dan efisieni selalu menjadi acuan agar setiap langkah dalam penggunaan dan pemanfaatan teknologi diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal baik kualitas maupun kuantitasnya. Agar dapat mewujudkan hal tersebut maka diperlukan sebuah alat, komponen atau sistem yang dapat memproses suatu data dengan cepat dan akurat. Salah satunya adalah mikrokontroler.
Simulator mikrokontroler Atmega8535 ini didesain khusus untuk keperluan belajar mikrokontroler secara menyeluruh dari tingkat pemula hingga tingkat mahir. Dan kenapa simulator mikrokontroler yang dibuat menggunakan mikrokontroler ATMega8535, karena mikrokontroler ATMega8535 memiliki kelebihan dibandingkan dengan mikrokontroler MCS51, karena didalam suatu chip mikrokontroler ATMega8535 sudah terdapat ADC internal 8 channel 10 bit (Analog Digital Converter), EEPROM 512 byte (Electrically Erasable Programmable ROM) dan terdapat osilator internal & osilator external yang dapat di up sampai 16 M
Hz.

MOTOR LISTRIK 3 FASA


Motor induksi tiga fasa merupakan motor elektrik yang paling banyak digunakan dalam dunia industri.  Salah satu kelemahan motor induksi yaitu memiliki beberapa karakteristik parameter yang tidak linier, terutama resistansi rotor yang memiliki nilai yang bervariasi untuk kondisi operasi yang berbeda, sehingga tidak dapat mempertahankan kecepatannya secara konstan bila terjadi perubahan beban.  Oleh karena itu untuk mendapatkan kecepatan yang konstan dan peformansi sistem yang lebih baik terhadap perubahan beban dibutuhkan suatu pengontrol Motor induksi 3 fasa adalah alat penggerak yang paling banyak digunakan dalam dunia industri.  Hal ini dikarenakan motor induksi mempunyai konstruksi yang sederhana, kokoh, harganya relatif murah, serta perawatannya yang mudah, sehingga motor induksi mulai menggeser penggunaan motor      DC pada industri. Motor induksi memiliki beberapa parameter yang bersifat non-linier, terutama resistansi rotor, yang memiliki nilai bervariasi untuk kondisi operasi yang berbeda.  Hal ini yang menyebabkan pengaturan pada motor induksi lebih rumit dibandingkan dengan motor DC. Salah satu kelemahan dari motor induksi adalah tidak mampu mempertahankan kecepatannya dengan konstan bila terjadi perubahan beban.  Apabila terjadi perubahan beban maka kecepatan motor induksi akan menurun. Untuk mendapatkan kecepatan konstan serta memperbaiki kinerja motor induksi terhadap perubahan beban, maka dibutuhkan suatu pengontrol.  Penggunaan motor induksi tiga fasa di beberapa industri membutuhkan performansi yang tinggi dari motor induksi untuk dapat mempertahankan kecepatannya walaupun terjadi perubahan beban.   Salah satu contoh aplikasi
motor induksi yaitu pada industri kertas.  Pada industri kertas ini untuk menghasilkan produk dengan  kualitas yang baik, dimana ketebalan kertas yang dihasilkan dapat merata membutuhkan ketelitian dan kecepatan yang konstan dari motor penggeraknya, sedangkan pada motor induksi yang digunakan dapat terjadi perubahan beban yang besar.     Beberapa penelitian pengaturan kecepatan motor induksi yang telah dilakukan antara lain oleh Brian heber, Longya Xu dan Yifan tang (1997) menggunakan kontroller logika fuzzy untuk memperbaiki performansi kontroller PID pada pengaturan kecepatan motor induksi.  Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Mohammed dkk(2000) mengembangkan kontroller fuzzy yang digunakan untuk menala parameter PI.  Kontroller fuzzy  juga dikembangkan pada penelitian yang dilakukan Chekkouri MR dkk (2002) dan Lakhdar M & Katia K (2004) dengan melengkapi mekanisme adaptasi pada kontroller fuzzy pada pengaturan motor induksi. Pada penelitian ini dirancang  suatu pengaturan kecepatan  motor induksi 3 fasa dengan menggunakan pengontrol adaptif fuzzy.  Dengan adanya pengaturan kecepatan ini diharapkan kecepatan motor induksi dapat konstan sesuai  yang diinginkan, walaupun mendapat perubahan beban, sehingga menghasilkan performansi motor induksi yang tinggi .

matematika teknik 2


A.   Pendahuluan
     Diferensiasi parsial merupakan bagian penting dalam perhitungan serta anlisis bidang teknik. Penentuan kebesaran teknik, dalam hal ini teknik elektro tergantung atau fungsi dari beberapa variabel, misal hambatan (R) tergantung dari panjang (l) dan penampang (A) termasuk juga hambatan jenis, tegangan (V) fungsi dari arus (I) dan hambatan (R). Penentuan besaran listrik tersebut ada kalanya salah satu variabel berubah dan variabel yang lain konstan atau kedua variabelnya berubah, maka penyelesaian dengan diferensiasi parsial sangatlah tepat.

B.   Diferensiaisi Parsial

                                         Volume V suatu silinder berjari-jari r dengan 
                                        Tinggi h adalah:
                                               
      V                       h                         V = Ï€ r2 h
                                          
                                          V bergantung pada dua besaran (variabel),
                                           yaitu r dan h
                  r                                  
Jika r dijaga tetap (konstan) dan tinggi h berubah (bertambah/berkurang), maka volume V dapat ditentukan dengan cara menghitung koefisien diferensial V terhadap h

 r konstan ditulis dalam bentuk diferensial parsial 
Untuk h konstan diferensial parsial dari V adalah:

Hal nin tidak berlaku hanya untuk besaran silinder, tapi bisa digunakan untuk sembarang besaran dengan dua ataulebih besaran,
 contoh
1.  z = x2 y3
 Tentukan   ∂z/∂x dan ∂z/∂y
Jawab:
      ∂z/∂x = 2xy3
      ∂z/∂y = x2 3y2  = 3x2 y2    
      
2.  z = sin (3x + 2y) tentukan   dan
    Jawab
= cos(3x + 2y).3 = 3cos(3x + 2y)
 = cos(3x + 2y).2 = 2cos(3x + 2y)
Untuk latihan silahkan kerjakan berikut ini
  1. z = 4x2 + 3xy + 5y2
  2. z = (3x + 2y)(4x – 5y) kerjakan dengan rumus perkalian y = u.v
  3. z = tg(3x + 4y)
  4. z = sin(3x + 2y)/xy kerjakan dengan rumus pembagian y = u/v
Bila dikehendaki untuk mencari turunan parsial kedua dari suatu fungsi, maka akan diperoleh turunan atau diferensiasi parsial lengkap sbb;
Contoh
z = 3x2 + 4xy – 5y2
Tentukan diferensial parsial pertama dan kedua secara lengkap
Jawab:
                            
                                   
                                

   sehingga cukup dicari salah satu

C.   Pertambahan Kecil


 
                                         Volume V suatu silinder berjari-jari r dengan 
                                          Tinggi h adalah V = Ï€ r2 h:                                  
      V                       h                        
                                          
                                          
                  r                          
                                                 
r berubah menjadi r + δr dan h berubah menjadi h + δh, maka V akan berubah V + δV. Volume berubah menjadi
       V + δV = Ï€(r + δr)2(h + δh)
                   =  Ï€ (r2 + 2r. δr + δr2) (h + δh)                               
                   =  Ï€ (r2 h + 2rhδr + hδr2 + r2 δh + 2rδrδh + δr2 δh)        
      V  = r2 h,  sehingga
      δV = Ï€(2r hδr + hδr2 + r2 δh + 2rδrδh + δr2 δh)
Perkalian dua atau tiga perubahan kecil akan sangat kecil dan dapat diabaikan, sehingga besarnya perubahan V dianggap menjadi
    δV = 2 Ï€ r hδr + Ï€ r2 δh

δV =  Î´r   +   Î´h 

Contoh Untuk dalam bidang teknik listrik
I = V/R, dengan V = 250 volt, R = 50 ohm, tentukan perubahan I jika V bertambah 1 volt dan R berkurang 0,5 ohm
Diket: Arus listrik I = V/R
          V = 250 volt,  R = 50 ohm
          δV = 1 volt dan δR = - 0,5 ohm
Ditanya: Perubahan arus (I)                         
Jawab:  I = V/R
 = 1/R = 1/50 = 0,02
δV =  Î´V   +   Î´R 
      = 0,02 .1  + (-0,1) 0,5 = - 0,03
Jadi arus listrik turun (berkurang) 0,03 amper

D.   Kecepatan Perubahan
Silinder  dengan volume   V = Ï€ r2 h
                                         Volume V suatu silinder berjari-jari r dengan 
                                          Tinggi h adalah V = Ï€ r2 h:                                  
      V                       h                        
                                          
                                          
                  r                                                                          
                                                   δV =  Î´r   +   Î´h 
                                                                                                 
Bila kedua ruas dibagi δt  diperoleh
  untuk   δt        0 , maka diperoleh
Contoh 1
Jari-jari silinder bertambah dengan kecepatan 0,2 cm/det, tingginya berkurang dengan kecepatan 0,5 cm/det. Tentukan kecepatan perubahan volume pada saat r = 8 cm dan h = 12 cm
Diket: sebuah silinder
          r = 8 cm,   h = 12 cm
          = 02         = - 0,5
Ditanya: Kecepatan perubahan volume  ()              
Jawab:
  =  2Ï€.r.h = 2Ï€ 8. 12 = 192 Ï€
  = Ï€.r2 = Ï€.82  = 64 Ï€
 =  192Ï€ (0,2) + 64Ï€ (- 0,5)
       =  38,4Ï€ – 32 Ï€ = 6,4 Ï€
       =  20,1
Jadi volume bertambah dengan kecepatan 20,1 cm3 /det

E.   Penggantian Variabel
Apabila z fungsi dari x dan y, z = f (x, y),  sedangkan x dan y fungsi dari u dan v, dengan demikian z juga fungsi dari u dan v, sehingga dapat ditentukan juga   dan  ,  dengan cara
         z  = f (x, y),        δz =  Î´x   +   Î´y 
Kedua ruas dibagi  δu
                                      
Bila δu        0,  diperoleh
                                            dan
                                          
                                        
Contoh
z = x2 + y2 , dengan x = r cosθ  dan  y = r sin 2θ, tentukan   dan 
Jawab:
              
Dan        
                 = 2x           = 2y
                 = cosθ         = sin 2θ
                  = 2x cosθ + 2y sin 2θ
   Dan      = - r sinθ          =  2 r cos 2θ    
                  = 2x (- r sinθ) + 2y (2 r cos 2θ)  
                  =  4 yr cos 2θ  -  2 xr sinθ



Hitung Integral (Integrasi)

A.   Pendahuluan
            Hitung integral atau integrasi merupakan operasi yang cukup penting di dalam percaturan analisis bidang teknik elektro. dapat dikatakan hamper seluruh aspek perhitungan pada bidang studi teknik elektro akan melibatkan prinsip dasar integrasi.
            Tentu Anda sudah cukup akrab dengan prinsip dasar integrasi, dalam kesempatan ini kita coba untuk mematangkannya. sebelum melangkah lebih jauh, mari kita ingat prinsip dasar integrasi: Interasi adalah kebalikan diferensial: sebagai contoh:
, maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa integral dari 3x2 terhadap x menghasilkan lagi fungsi asalnya, yaitu: . Tetapi jika kita harus mencari  tanpa mengetahui asal-usulnya, kita tidak memiliki petunjuk terkait dengan harga konstannya, karena semua jejak telah hilang dalam koefisien diferensialnya. Sehingga yang dapat kita lakukan hanyalah menyatakan suku konstannya dengan sebuah simbol, misalnya C.
Jadi, pada umumnya
Pencantuman konstanta (C) = konstanta integrasi dalam hasil pengintegralan menjadi sangat penting dan wajib dituliskan.

B.   Integral-integral Baku

            Integral baku memiliki ciri khusus yang bersifat dasar, sifat dasar tersebut seperti terlihat pada daftar koefisien diferensial dasar dan integral-integral dasar sebagai berikut:
1.                                  
2.                                      
3.                                     
4.                                  
5.                             
6.                          
7.                             
8.                           
9.                        
10.                     
11.               
12.               
13.                  
14.             
15.             
Contoh-contoh soal dan penyelesaikan:
1.   
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

C.   Fungsi dari suatu fungsi linier dalam x
            Seringkali kita harus mengintegrasikan fungsi-fungsi yang bentuknya sama seperti dalam daftar baku, tetapi dengan x yang digantikan oleh fungsi linear x, misalkan: ; hal ini sangat mirip dengan , hanya x digantikan dengan (5x – 4).
            Untuk menyiasati hal tersebut kita buat spesifikasi bentuk yang demikian langsung dengan contoh-contoh.

Contoh 1.
Contoh ini memberikan petunjuk bagi kita bahwa hal itu bersesuaian dengan integral baku:
Nyata terlihat bahwa, jika x digantikan dengan (5x – 4), maka aturan "pangkatnya" masih berlaku, yaitu hasil pangkat x diganti dengan (5x – 4); tetapi kita harus membaginya dengan koefisien x, dalam hal ini 5.
 ;      
hal ini selalu demikian bila kita mengintegrasikan fungsi dari suatu fungsi linear dalam x.

Contoh 2.

Contoh 3.

Contoh 4.

Contoh 5.

Contoh 6.

Contoh 7.

Contoh 8.

D.   Integral dalam bentuk  dan
            Kita tinjau integral ; integral ini tidak tergolong dalam integral baku. Ini adalah salah satu integral yang sangat mudah dikerjakan, tetapi juga tergantung kepada ketajaman pikiran Saudara.
            Kita perhatikan: bahwa jika kita definisikan penyebutnya, maka kita peroleh pembilangnya. Karena itu, misalkan penyebutnya kita tanyakan dengan Z, x2 + 3x – 5.
                                    
           
dan kita tahu bahwa  
Identik dengan itu:

           

            Jadi sembarang integral yang pembilangnya adalah koefisien diferensial dari penyebutnya akan termasuk ke dalam bentuk
           
Contoh 1.
           
           

Contoh 2.

           

Contoh 3.

           

Contoh 4.

           

Contoh 5.

           

            Hampir serupa dengan itu kadang-kadang kita berjumpa dengan integral seperti:
            Tentu saja hal ini bukan pembagian, melainkan perkalian; tetapi perhatikan bahwa fungsi yang satu (sec2 x) adalah koefisien diferensial dari fungsi yang lain(tan x).
            Jika kita misalkan z = tan x, maka dz = sec2 x dx dan integralnya sekarang dapat dituliskan sebagai ò z dz yang menghasilkan
           
            jadi di sini kita berhadapan dengan perkalian yang salah satu faktornya merupakan koefisien diferensial dari faktor yang lain kita menuliskannya sebagai:
           
bentuk ini serupa dengan ò z dz yang menghasilkan
           
Contoh-contoh berkaitan dengan bentuk ini adalah sebagai berikut:

Contoh 1.
           
                         

Contoh 2.
           
                                  
                                   
Contoh 3.

           
                                        
Contoh 4.
           
           
                                               
E.   Integrasi Parsial
            Seringkali kita harus mengintegrasikan suatu perkalian fungsi yang masing-masing fungsinya bukan koefisien difrensial dari yang lain. sebagai contoh, misalnya dalam hal  , ln x bukanlah koefisien diferensial dari x2 ; x2 bukanlah koefisien diferensial dari dari ln x. Dalam keadaan seperti ini, kita harus mencari suatu cara lain untuk menangani integral tersebut. Aturan untuk hal demikian adalah sebagai berikut:
            Jika u dan v adalah fungsi x, maka kita ketahui bahwa
                       
            Sekarang kita inegrasikan kedua ruasnya terhadap x. Di ruas sebelah kiri kita peroleh kembali fungsi asalnya.
                       
dan bila suku-sukunya kita susun kembali:
                              
            Hal di atas adalah kunci untuk cara penyelesaian integral parsial. Untuk mudahnya, hubungan tersebut dapat dihafalkan dalam bentuk:
                       
bentuk ini lebih mudah diingat, tetapi bentuk sebelumnya memberikan artinya secara lebih terperinci. cara ini dikenal sebagai cara integrasi perbagian (integration by heart- kadang-kadang diterjemahkan sebagai integrasi parsial).

Contoh 1.
Selesaikan: ò x2 . ln x dx
Penyelesaian; misalkan ln x = u dan x2 = dv
                       
                                             
                                             
                                             
            Perhatikan bahwa jika salah satu faktor dalam suatu perkalian yang harus diintegrasikan berbentuk logaritma maka faktor ini harus dipilih sebagai u.

Contoh 2.
Selesaikanlah: ò x2 e3x dx
Penyelesaianya; Misalkan u = x2 dan dv = e3x
                                    maka ò x2 e3x dx =
                                                              
                                                             
                                                              =
            Dalam contoh 1 kita lihat bahwa jika salah satu faktornya adalah fungsi logaritma, maka fungsi logaritma tersebut harus dipilih sebagai u.
            dalam contoh 2 kita lihat bahwa, asalkan tidak ada factor logaritma, x dipilih sebagai u. (Cara ini berlaku baik hanya jika pagkat x-nya bulat dan positif. Untuk pangkat lain biasanya harus dipilih cara lain).

Contoh 3.
Selesaikanlah:
Penyelesaian: misalkan u = e3x dan dv = sin x
                        maka
                                                      =
                                                      =
            Nampaknya kita kembali ke bentuk semula. Tetapi baiklah kita misalkan:
                                   
            sehingga:     
            selanjutnya: 10           
                                          
            Setiap kali kita mengintegrasikan fungsi yang berbentuk ekx sin x atau ekx cos x maka kita akan memperoleh kembali bentuk yang serupa setelah menerapkan kaidah ini dua kali.
            Tiga buah contoh yang baru saja kita pelajari memungkinkan kita membentuk urutan prioritas untuk u, yaitu:
  • Jika salah satu faktornya adalah fungsi logaritma, maka ia harus diambil 'u'.
  • Jika tidak ada fungsi logaritma, tetapi ada fungsi pangkat x, amka fungsi pangkat ini yang diambil sebagai 'u'.
  • Jika tidak ada fungsi logaritma maupun fungsi pangkat x, maka fungsi eksponensial ini diambil sebagai 'u'.
     
      Dengan mengingat urutan prioritas ini, banyak kesalahan awal dapat dihindarkan.

F.    Integrasi dengan Pecahan Parsial
            Misalkan kita harus mengintegrasikan
            Dalam hal seperti ini, pertama-tama kita nyatakan dahulu bentuk pecahan aljabar yang agak menjemukan ini ke dalam pecahan parsialnya, yaitu sejumlah pecahan aljabar yang lebih sederhana yang kemungkinan besar akan dapat kita tangani tanpa kesulitan.
            Kenyataannya:  dapat dinyatakan sebagai
            Sehingga
                                                    
            Cara ini tentu saja bergantung kepada kemampuan seseorang untuk menguraikan fungsi yang diberikan ke dalam bentuk pecahan parsialnya.
Kaidah pecahan  parsial ini adalah sebagai berikut:
(a)   pembilang dari fungsi yang diberikan harus lebih rendah derajatnya dari pada derajat penyebutnya. Jika tidak demikian, maka kita harus membaginya dahulu dengan pembagian biasa.
(b)   Faktorkanlah penyebutnya menjadi faktor-faktor primanya. Hal ini sangat penting karena faktor-faktor yang diperoleh ini akan menentukan bentuk pecahan parsialnya.
(c)   Faktor linier (ax + b) akan memberikan pecahan parsial yang berbentuk
(d)   Faktor (ax + b)2 akan memberikan pecahan parsial
     
(e)   Faktor (ax + b)3 akan memberikan pecahan parsial
     
(f)    Faktor kuadrat (ax2 +bx + C) akan memberikan pecahan parsial  

Contoh 1.
Selesaikanlah:
Penyelesaian:
Kalikanlah kedua ruasnya dengan penyebutnya (x -1)(x-2).
                        x + 1 = A(x – 2) + B (x – 1)
ambil (x – 1) = 0, artinya kita subtitusikan x = 1
                                        
ambil (x – 2) = 0, artinya kita subtitusikan x = 2
                                          
jadi sekarang integralnya dapat dituliskan sebagai:
                               
                        = 3 ln (x – 2) – 2 ln (x – 1) + C
Contoh 2.
Selesaikanlah:
Penyelesaian:
                                    x2 = A (x – 1)2 + B (x + 1)(x – 1) + C (x + 1)
ambil (x – 1) = 0, yaitu x = 1; 1 = A (0) + B (0) + C (2); C = ½
ambil (x + 1) = 0, yaitu x = - 1; 1 = A (4) + B (4) + C (0); A = ¼
setelah subtitusi semacam ini selesai, kita dapat menentukan konstanta sisanya (dalam hal ini hanya B) dengan menyamakan koefisiennya. Pilihlan pangkat tertinggi yang ada, yaitu x2 dalam contoh ini
[x2]; 1 = A + B ; B = 1 – A = 1 – ¼; B = ¾
                        Jadi
                       
                       
Contoh 3.
Tentukanlah:
Penyelesaian:
                       
Ambil (x + 2) = 0, yaitu x = -2
                        4 + 1=A (0) + B (0) + C (0); C = 5
Tidak ada kurung lain dalam identitas ini, karena itu kita mulai saja menyamakan koefisien; mulai dengan pangkat tertinggi, yaitu x2.
                        x2 + 1 = A . (x + 2 )2 + B (x + 2) + C
                        [x2] \1 = A; A = 1
Kemudian kita tinjau ekstrim yang lain dan kita samakan koefisien pangkat yang terendah, yaitu suku konstanta (atau suku mutlak) pada kedua ruanya.
                        [SK] \ 1 = 4 A + 2 B + C
                                 \ 1 = 4 + 2 B + 5; B = -4
                        Jadi:
                        Jadi:
                                                    
Contoh 4.
Tentukanlah
Penyelesaian:
                    x2 = (x2 + 1) + (x – 2) (Bx + C)
ambil (x – 2) = 0, yaitu x = 2 : 4 = A (5) + 0; A 4/5
                        [x2] 1 = A + B ; B = 1 – A = 1 – 4/5 ; B = 1/5
                        [SK] 0 = 1 – 2 C ; C = a/2 ; C = 2/5
Jadi:
                                

G.   Integrasi fungsi-fungsi Trigonometri
Integral fungsi-fungsi trigonometri pada dasarnya memanfaatkan keterampilan kita dalam penguasaan identitas trigonometri dan penggunaan rumus baku integrasi.
Dua hal pokok dalam integrasi fungsi-fungsi trigonometri adalah menyelesaikan integrasi pangkat sin x dan cos x, dan perkalian sinus x dan cosinus x. lebih jelas dapat dilihat dua buah contoh di bawah.

Contoh 1.
Tentukanlah:
Penyelesaian:
Kita tahu perubahan identifikasi trigonometri dari bentuk cos2 x ke bentuk 1 + cos x.
Selanjutnya:
                                               
                                               
                                               
                                               

Contoh 2.
Tentukanlah:
Penyelesaian:
                       
                       
                       
                       
                       

Latihan:
Tentukanlah integral-integral berikut:
1.  dx
2.  dx
3.  dx
4.  dx
5.  dx
6.  dx
7.  dx
8. dx
9.  dx
10.  dx
11.  dx
12.  dx