Kamis, 02 Mei 2013
Cocak Ijo
Akhir-akhir ini hobi mengkoleksi berbagai macam jenis burung kian meningkat, dan salah satu jenis burung yang sedang "naik daun" adalah Cucak Ijo. Bukan tanpa alasan burung yang satu ini banyak peminatnya. salah satu keunggulan Cucak Ijo yang memikat para kolektor burung adalah karena Cucak Ijo mudah menirukan suara lain (mudah dimaster) atau mudah diberi suara isian. Namun sayangnya tidak semua para pecinta burung tahu bagaimana cara memilih Cucak Ijo yang bagus, nah berikut ini saya bagi sedikit informasi mengenai cara memilih Cucak Ijo yang bagus.
Ciri burung cucak ijo yang bagus di lihat dari segi/postur tubuh sebagai berikut :
1. Tubuh burung lebih panjang dan. Besar ekornya mengempal agak kebawah .
2. Mulut/Cucuk burung Cucak Ijo lebih pajang dan besar yang depan agak banyak bengkok kedalam.
3. Warna/Postur tubuh Cucak Ijo harus Hijau gelap dan bulu bawah mulut hitam gelap samping mulut agak berwarna Biru agak keputihan kaki burung cucak ijo yang bagus harus kering gak bengkok.
4. Kukunya burung Cucak Ijo harus bengkok, dan runcing.
5. Ciri kicau burung Cucak Ijo yang bagus harus bersih dan nyaring lentang dan ketika burung berkicau yang bagus ekornya harus bergoyang yang aktif dan tenggorokan burung yang bagus ketika berkicau harus cembung.
6. Lidah burung, dan mulut bagian dalem burung yang bagus harus hitam.
Itulah beberapa cara memilih burung cucak ijo yang bagus, yang dapat dilihat dari segi postur tubuhnya. Semoga informasi ini dapat membantu anda dalam memilih burung cucak ijo yang bagus dan berkualitas
Burung Hantu
setelah saya membaca-baca artikel ini ternyata indonesia memiliki banyak jenis burung hantu dengan bentuk yang sedikit berbeda, namun hanya beberapa burung yang dapat kita temui dikehidupan sehari-hari, jika kita ingin memelihara burung hantu kita harus tau burung hantu mana yang bisa kita pelihara, karna burung hantu merupakan burung liar yang cukup sulit dalam pola pemeliharaan.
Burung Hantu adalah keluarga burung malam bermata besar yang dikenal secara luas di penjuru dunia. Burung hantu merupakan anggota ordo Strigiformes, terdapat sekitar 222 spesies yang telah diketahui, yang menyebar di seluruh dunia kecuali Antartika, sebagian besar Greenland, dan beberapa pulau-pulau terpencil. Sebanyak 26 spesies ditemukan di Asia Tenggara.
Di dunia barat, hewan ini dianggap simbol kebijaksanaan, tetapi di beberapa tempat di Indonesia dianggap pembawa pratanda maut, maka namanya Burung Hantu. Burung hantu memiliki suara beragam yang kadang dianggap menakutkan bagi etnis masyarakat tertentu. Burung hantu memilki kepala relatif bulat dengan mata bulat besar dan muka rata. Leher burung hantu demikian lentur sehingga wajahnya dapat berputar 180 derajat ke belakang. Burung hantu memiliki bulu yang sangat halus yang memungkinkan mereka tak bersuara jika terbang.
Burung hantu sering membuat sarang pada lubang-lubang pohon atau menempati bekas sarang burung lain.
Klasifikasi burung hantu
Kerajaan : | Animalia |
Filum : | Chordata |
Kelas : | Aves |
Ordo : | Strigiforme |
Suku/familia : Strigidae/TytonidaeOrdo Strigiformes terdiri dari dua suku (familia), yakni suku burung serak atau burung-hantu gudang (Tytonidae) dan suku burung hantu sejati (Strigidae). Banyak dari jenis-jenis burung hantu ini yang merupakan jenis endemik (menyebar terbatas di satu pulau atau satu wilayah saja) di Indonesia, terutama dari marga Tyto, Otus, dan Ninox.
mikrokontroler atmega 8535
Perkembangan teknologi elektronika sampai sekarang ini tidak lepas dari penggunaan sistem kontrol, karena dengan sistem kontrol, peralatan elektonika tersebut dapat dioperasikan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
Dalam teknologi elektronika, efektifitas dan efisieni selalu menjadi acuan agar setiap langkah dalam penggunaan dan pemanfaatan teknologi diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal baik kualitas maupun kuantitasnya. Agar dapat mewujudkan hal tersebut maka diperlukan sebuah alat, komponen atau sistem yang dapat memproses suatu data dengan cepat dan akurat. Salah satunya adalah mikrokontroler.
Simulator mikrokontroler Atmega8535 ini didesain khusus untuk keperluan belajar mikrokontroler secara menyeluruh dari tingkat pemula hingga tingkat mahir. Dan kenapa simulator mikrokontroler yang dibuat menggunakan mikrokontroler ATMega8535, karena mikrokontroler ATMega8535 memiliki kelebihan dibandingkan dengan mikrokontroler MCS51, karena didalam suatu chip mikrokontroler ATMega8535 sudah terdapat ADC internal 8 channel 10 bit (Analog Digital Converter), EEPROM 512 byte (Electrically Erasable Programmable ROM) dan terdapat osilator internal & osilator external yang dapat di up sampai 16 M
Hz.MOTOR LISTRIK 3 FASA
Motor induksi tiga fasa merupakan motor elektrik yang paling
banyak digunakan dalam dunia industri.
Salah satu kelemahan motor induksi yaitu memiliki beberapa karakteristik
parameter yang tidak linier, terutama resistansi rotor yang memiliki nilai yang
bervariasi untuk kondisi operasi yang berbeda, sehingga tidak dapat mempertahankan
kecepatannya secara konstan bila terjadi perubahan beban. Oleh karena itu untuk mendapatkan kecepatan
yang konstan dan peformansi sistem yang lebih baik terhadap perubahan beban
dibutuhkan suatu pengontrol Motor induksi 3 fasa adalah alat penggerak yang
paling banyak digunakan dalam dunia industri.
Hal ini dikarenakan motor induksi mempunyai konstruksi yang sederhana,
kokoh, harganya relatif murah, serta perawatannya yang mudah, sehingga motor
induksi mulai menggeser penggunaan motor DC pada industri. Motor induksi
memiliki beberapa parameter yang bersifat non-linier, terutama resistansi
rotor, yang memiliki nilai bervariasi untuk kondisi operasi yang berbeda. Hal ini yang menyebabkan pengaturan pada motor
induksi lebih rumit dibandingkan dengan motor DC. Salah satu kelemahan
dari motor induksi adalah tidak mampu mempertahankan kecepatannya dengan
konstan bila terjadi perubahan beban.
Apabila terjadi perubahan beban maka kecepatan motor induksi akan menurun.
Untuk mendapatkan kecepatan konstan serta memperbaiki kinerja motor induksi
terhadap perubahan beban, maka dibutuhkan suatu pengontrol. Penggunaan motor induksi tiga fasa di
beberapa industri membutuhkan performansi yang tinggi dari motor induksi untuk
dapat mempertahankan kecepatannya walaupun terjadi perubahan beban. Salah satu contoh aplikasi
motor induksi
yaitu pada industri kertas. Pada
industri kertas ini untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, dimana ketebalan kertas
yang dihasilkan dapat merata
membutuhkan ketelitian dan kecepatan yang konstan dari motor penggeraknya,
sedangkan pada motor induksi yang digunakan dapat terjadi perubahan beban yang
besar. Beberapa penelitian pengaturan
kecepatan motor induksi yang telah dilakukan antara lain oleh Brian heber,
Longya Xu dan Yifan tang (1997) menggunakan kontroller logika fuzzy untuk
memperbaiki performansi kontroller PID pada pengaturan kecepatan motor
induksi. Demikian juga penelitian yang
dilakukan oleh Mohammed dkk(2000) mengembangkan kontroller fuzzy yang digunakan
untuk menala parameter PI. Kontroller
fuzzy juga dikembangkan pada penelitian
yang dilakukan Chekkouri MR dkk (2002) dan Lakhdar M & Katia K (2004)
dengan melengkapi mekanisme adaptasi pada kontroller fuzzy pada pengaturan
motor induksi. Pada penelitian ini dirancang
suatu pengaturan kecepatan motor
induksi 3 fasa dengan menggunakan pengontrol adaptif fuzzy. Dengan adanya pengaturan kecepatan ini
diharapkan kecepatan motor induksi dapat konstan sesuai yang diinginkan, walaupun mendapat perubahan
beban, sehingga menghasilkan performansi motor induksi yang tinggi .matematika teknik 2
A.
Pendahuluan
Diferensiasi parsial merupakan bagian penting dalam perhitungan serta
anlisis bidang teknik. Penentuan kebesaran teknik, dalam hal ini teknik elektro
tergantung atau fungsi dari beberapa variabel, misal hambatan (R) tergantung
dari panjang (l) dan penampang (A) termasuk juga hambatan jenis, tegangan (V)
fungsi dari arus (I) dan hambatan (R). Penentuan besaran listrik tersebut ada
kalanya salah satu variabel berubah dan variabel yang lain konstan atau kedua
variabelnya berubah, maka penyelesaian dengan diferensiasi parsial sangatlah
tepat.
B.
Diferensiaisi Parsial
Volume
V suatu silinder berjari-jari r dengan
V h V = π r2 h
V
bergantung pada dua besaran (variabel),
yaitu r dan h
r
Jika r dijaga tetap (konstan) dan tinggi h berubah (bertambah/berkurang),
maka volume V dapat ditentukan dengan cara menghitung koefisien diferensial V
terhadap h
r konstan ditulis
dalam bentuk diferensial parsial
Untuk h konstan diferensial parsial dari V adalah:
Hal nin tidak berlaku hanya untuk besaran silinder, tapi bisa digunakan
untuk sembarang besaran dengan dua ataulebih besaran,
contoh
1. z = x2 y3
Tentukan ∂z/∂x
dan ∂z/∂y
Jawab:
∂z/∂x = 2xy3
∂z/∂y = x2 3y2 = 3x2 y2
2. z = sin (3x + 2y) tentukan dan
Jawab
= cos(3x + 2y).2 =
2cos(3x + 2y)
Untuk latihan silahkan kerjakan berikut ini
- z = 4x2 + 3xy + 5y2
- z = (3x + 2y)(4x – 5y) kerjakan dengan rumus perkalian y = u.v
- z = tg(3x + 4y)
- z = sin(3x + 2y)/xy kerjakan dengan rumus pembagian y = u/v
Bila dikehendaki untuk mencari turunan parsial kedua dari suatu fungsi,
maka akan diperoleh turunan atau diferensiasi parsial lengkap sbb;
Contoh
z = 3x2 + 4xy – 5y2
Tentukan diferensial parsial pertama dan kedua secara lengkap
Jawab:
sehingga cukup
dicari salah satu
C.
Pertambahan Kecil
Volume
V suatu silinder berjari-jari r dengan
Tinggi
h adalah V = π r2 h:
V h
r
r berubah menjadi r + δr dan h berubah menjadi h + δh, maka V akan
berubah V + δV. Volume berubah menjadi
V + δV = π(r + δr)2(h
+ δh)
= π (r2 + 2r. δr + δr2)
(h + δh)
= π (r2 h + 2rhδr + hδr2
+ r2 δh + 2rδrδh + δr2 δh)
V = r2 h, sehingga
δV = π(2r hδr + hδr2
+ r2 δh + 2rδrδh + δr2 δh)
Perkalian dua atau tiga perubahan kecil akan sangat kecil dan dapat
diabaikan, sehingga besarnya perubahan V dianggap menjadi
δV = 2 π r hδr + π r2
δh
δV = δr + δh
Contoh Untuk dalam bidang teknik listrik
I = V/R, dengan V = 250 volt, R = 50 ohm, tentukan perubahan I jika V
bertambah 1 volt dan R berkurang 0,5 ohm
Diket: Arus listrik I = V/R
V = 250 volt, R = 50 ohm
δV = 1 volt dan δR = -
0,5 ohm
Ditanya: Perubahan arus (I)
Jawab: I = V/R
= 1/R = 1/50 = 0,02
δV = δV + δR
= 0,02 .1 + (-0,1) 0,5 = - 0,03
Jadi arus listrik turun (berkurang) 0,03 amper
D.
Kecepatan Perubahan
Silinder dengan volume V = π r2 h
Volume
V suatu silinder berjari-jari r dengan
Tinggi h adalah V = π r2 h:
V h
r
δV = δr + δh
Bila kedua ruas dibagi δt
diperoleh
untuk δt
0 , maka diperoleh
Contoh 1
Jari-jari silinder bertambah dengan kecepatan 0,2 cm/det, tingginya
berkurang dengan kecepatan 0,5 cm/det. Tentukan kecepatan perubahan volume pada
saat r = 8 cm dan h = 12 cm
Diket: sebuah silinder
r = 8 cm, h = 12 cm
= 02 = - 0,5
Ditanya: Kecepatan perubahan volume
()
Jawab:
= 2π.r.h = 2π 8. 12 = 192 π
= π.r2 =
π.82 = 64 π
= 192Ï€ (0,2) + 64Ï€ (- 0,5)
= 38,4Ï€ – 32 Ï€ = 6,4 Ï€
= 20,1
Jadi volume bertambah dengan kecepatan 20,1 cm3 /det
E.
Penggantian Variabel
Apabila z fungsi dari x dan y, z = f (x, y), sedangkan x dan y fungsi dari u dan v, dengan
demikian z juga fungsi dari u dan v, sehingga dapat ditentukan juga dan , dengan cara
z = f (x, y), δz = δx + δy
Kedua ruas dibagi δu
Bila δu 0, diperoleh
dan
Contoh
z = x2 + y2 , dengan x = r cosθ dan y
= r sin 2θ, tentukan dan
Jawab:
Dan
= 2x = 2y
= cosθ = sin 2θ
= 2x cosθ + 2y sin 2θ
Dan = - r sinθ = 2 r cos 2θ
= 2x (- r sinθ) + 2y
(2 r cos 2θ)
= 4 yr cos 2θ
- 2 xr sinθ
Hitung Integral (Integrasi)
A.
Pendahuluan
Hitung
integral atau integrasi merupakan operasi yang cukup penting di dalam
percaturan analisis bidang teknik elektro. dapat dikatakan hamper seluruh aspek
perhitungan pada bidang studi teknik elektro akan melibatkan prinsip dasar
integrasi.
Tentu
Anda sudah cukup akrab dengan prinsip dasar integrasi, dalam kesempatan ini
kita coba untuk mematangkannya. sebelum melangkah lebih jauh, mari kita ingat
prinsip dasar integrasi: Interasi adalah kebalikan diferensial: sebagai contoh:
, maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa integral dari 3x2
terhadap x menghasilkan lagi fungsi asalnya, yaitu: . Tetapi jika kita harus mencari tanpa mengetahui
asal-usulnya, kita tidak memiliki petunjuk terkait dengan harga konstannya,
karena semua jejak telah hilang dalam koefisien diferensialnya. Sehingga yang
dapat kita lakukan hanyalah menyatakan suku konstannya dengan sebuah simbol,
misalnya C.
Jadi, pada umumnya
Pencantuman konstanta (C) =
konstanta integrasi dalam hasil pengintegralan menjadi sangat penting dan wajib
dituliskan.
B.
Integral-integral
Baku
Integral
baku memiliki ciri
khusus yang bersifat dasar, sifat dasar tersebut seperti terlihat pada daftar
koefisien diferensial dasar dan integral-integral dasar sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Contoh-contoh soal dan penyelesaikan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
C.
Fungsi
dari suatu fungsi linier dalam x
Seringkali
kita harus mengintegrasikan fungsi-fungsi yang bentuknya sama seperti dalam
daftar baku,
tetapi dengan x yang digantikan oleh fungsi linear x, misalkan: ; hal ini sangat mirip dengan , hanya x digantikan dengan (5x – 4).
Untuk
menyiasati hal tersebut kita buat spesifikasi bentuk yang demikian langsung
dengan contoh-contoh.
Contoh 1.
Contoh ini memberikan petunjuk bagi
kita bahwa hal itu bersesuaian dengan integral baku:
Nyata terlihat bahwa, jika x
digantikan dengan (5x – 4), maka aturan "pangkatnya" masih berlaku,
yaitu hasil pangkat x diganti dengan (5x – 4); tetapi kita harus membaginya
dengan koefisien x, dalam hal ini 5.
;
hal ini selalu demikian bila kita
mengintegrasikan fungsi dari suatu fungsi linear dalam x.
Contoh 2.
Contoh 3.
Contoh 4.
Contoh 5.
Contoh 6.
Contoh 7.
Contoh 8.
D.
Integral
dalam bentuk dan
Kita
tinjau integral ; integral ini tidak tergolong dalam integral baku. Ini
adalah salah satu integral yang sangat mudah dikerjakan, tetapi juga tergantung
kepada ketajaman pikiran Saudara.
Kita perhatikan:
bahwa jika kita definisikan penyebutnya, maka kita peroleh pembilangnya. Karena itu, misalkan
penyebutnya kita tanyakan dengan Z, x2 + 3x – 5.
dan kita tahu
bahwa
Identik dengan
itu:
Jadi
sembarang integral yang pembilangnya adalah koefisien diferensial dari
penyebutnya akan termasuk ke dalam bentuk
Contoh 1.
Contoh 2.
Contoh 3.
Contoh 4.
Contoh 5.
Hampir
serupa dengan itu kadang-kadang kita berjumpa dengan integral seperti:
Tentu saja hal ini bukan pembagian,
melainkan perkalian; tetapi perhatikan bahwa fungsi yang satu (sec2 x)
adalah koefisien diferensial dari fungsi yang lain(tan x).
Jika
kita misalkan z = tan x, maka dz = sec2 x
dx dan integralnya sekarang dapat dituliskan sebagai ò z dz yang
menghasilkan
jadi
di sini kita berhadapan dengan perkalian yang salah satu faktornya merupakan
koefisien diferensial dari faktor yang lain kita menuliskannya sebagai:
bentuk ini serupa
dengan ò z dz
yang menghasilkan
Contoh-contoh berkaitan dengan bentuk
ini adalah sebagai berikut:
Contoh 1.
Contoh 2.
Contoh 3.
Contoh 4.
E.
Integrasi
Parsial
Seringkali
kita harus mengintegrasikan suatu perkalian fungsi yang masing-masing fungsinya
bukan koefisien difrensial dari yang lain. sebagai contoh, misalnya dalam hal , ln x bukanlah
koefisien diferensial dari x2 ; x2 bukanlah koefisien
diferensial dari dari ln x. Dalam keadaan seperti ini, kita harus mencari suatu
cara lain untuk menangani integral tersebut. Aturan untuk hal demikian adalah
sebagai berikut:
Jika
u dan v adalah fungsi x, maka kita ketahui bahwa
Sekarang
kita inegrasikan kedua ruasnya terhadap x. Di ruas sebelah kiri kita peroleh
kembali fungsi asalnya.
dan bila
suku-sukunya kita susun kembali:
Hal
di atas adalah kunci untuk cara penyelesaian integral parsial. Untuk mudahnya,
hubungan tersebut dapat dihafalkan dalam bentuk:
bentuk ini lebih mudah diingat, tetapi
bentuk sebelumnya memberikan artinya secara lebih terperinci. cara ini dikenal
sebagai cara integrasi perbagian (integration by heart- kadang-kadang
diterjemahkan sebagai integrasi parsial).
Contoh 1.
Selesaikan: ò x2 . ln x
dx
Penyelesaian; misalkan ln x = u
dan x2 = dv
Perhatikan
bahwa jika salah satu faktor dalam suatu perkalian yang harus diintegrasikan
berbentuk logaritma maka faktor ini harus dipilih sebagai u.
Contoh 2.
Selesaikanlah: ò x2 e3x
dx
Penyelesaianya;
Misalkan u = x2 dan dv = e3x
maka ò x2 e3x
dx =
=
Dalam
contoh 1 kita lihat bahwa jika salah satu faktornya adalah fungsi logaritma,
maka fungsi logaritma tersebut harus dipilih sebagai u.
dalam
contoh 2 kita lihat bahwa, asalkan tidak ada factor logaritma, x dipilih sebagai
u. (Cara ini berlaku baik hanya jika pagkat x-nya bulat dan positif. Untuk
pangkat lain biasanya harus dipilih cara lain).
Contoh 3.
Selesaikanlah:
Penyelesaian:
misalkan u = e3x dan dv = sin x
maka
=
=
Nampaknya
kita kembali ke bentuk semula. Tetapi
baiklah kita misalkan:
sehingga:
selanjutnya:
10
Setiap
kali kita mengintegrasikan fungsi yang berbentuk ekx sin x atau ekx
cos x maka kita akan memperoleh kembali bentuk yang serupa setelah menerapkan
kaidah ini dua kali.
Tiga
buah contoh yang baru saja kita pelajari memungkinkan kita membentuk urutan
prioritas untuk u, yaitu:
- Jika salah satu faktornya adalah fungsi logaritma, maka ia harus diambil 'u'.
- Jika tidak ada fungsi logaritma, tetapi ada fungsi pangkat x, amka fungsi pangkat ini yang diambil sebagai 'u'.
- Jika tidak ada fungsi logaritma maupun fungsi pangkat x, maka fungsi eksponensial ini diambil sebagai 'u'.
Dengan mengingat urutan prioritas ini, banyak kesalahan awal
dapat dihindarkan.
F.
Integrasi
dengan Pecahan Parsial
Misalkan
kita harus mengintegrasikan
Dalam
hal seperti ini, pertama-tama kita nyatakan dahulu bentuk pecahan aljabar yang
agak menjemukan ini ke dalam pecahan parsialnya, yaitu sejumlah pecahan aljabar
yang lebih sederhana yang kemungkinan besar akan dapat kita tangani tanpa
kesulitan.
Kenyataannya:
dapat dinyatakan
sebagai
Sehingga
Cara
ini tentu saja bergantung kepada kemampuan seseorang untuk menguraikan fungsi
yang diberikan ke dalam bentuk pecahan parsialnya.
Kaidah pecahan parsial ini adalah sebagai berikut:
(a)
pembilang
dari fungsi yang diberikan harus lebih rendah derajatnya dari pada derajat
penyebutnya. Jika tidak demikian, maka kita harus membaginya dahulu dengan
pembagian biasa.
(b)
Faktorkanlah penyebutnya menjadi faktor-faktor primanya.
Hal ini sangat penting karena faktor-faktor yang diperoleh ini akan menentukan
bentuk pecahan parsialnya.
(c)
Faktor linier (ax + b) akan memberikan pecahan parsial
yang berbentuk
(d)
Faktor (ax + b)2 akan memberikan pecahan
parsial
(e)
Faktor (ax + b)3 akan memberikan pecahan
parsial
(f)
Faktor kuadrat (ax2 +bx + C) akan memberikan
pecahan parsial
Contoh 1.
Selesaikanlah:
Penyelesaian:
Kalikanlah kedua ruasnya dengan
penyebutnya (x -1)(x-2).
x
+ 1 = A(x – 2) + B (x – 1)
ambil (x – 1) =
0, artinya kita subtitusikan x = 1
ambil (x – 2) =
0, artinya kita subtitusikan x = 2
jadi sekarang
integralnya dapat dituliskan sebagai:
= 3 ln (x
– 2) – 2 ln (x – 1) + C
Contoh 2.
Selesaikanlah:
Penyelesaian:
x2 = A (x – 1)2 + B (x
+ 1)(x – 1) + C (x + 1)
ambil (x – 1) = 0, yaitu x = 1; 1 = A (0) + B (0) + C (2); C = ½
ambil (x + 1) = 0, yaitu x = - 1; 1 = A (4) + B (4) + C (0); A = ¼
setelah subtitusi
semacam ini selesai, kita dapat menentukan konstanta sisanya (dalam hal ini
hanya B) dengan menyamakan koefisiennya. Pilihlan pangkat tertinggi yang ada,
yaitu x2 dalam contoh ini
[x2]; 1 = A + B ; B = 1 – A =
1 – ¼; B = ¾
Jadi
Contoh 3.
Tentukanlah:
Penyelesaian:
Ambil (x + 2) =
0, yaitu x = -2
4 + 1=A (0) + B (0) + C
(0); C = 5
Tidak ada kurung
lain dalam identitas ini, karena itu kita mulai saja menyamakan koefisien;
mulai dengan pangkat tertinggi, yaitu x2.
x2 + 1 = A . (x + 2 )2
+ B (x + 2) + C
[x2]
\1
= A; A = 1
Kemudian kita tinjau ekstrim yang lain
dan kita samakan koefisien pangkat yang terendah, yaitu suku konstanta (atau
suku mutlak) pada kedua ruanya.
[SK]
\
1 = 4 A + 2 B + C
\ 1 = 4 + 2 B + 5; B = -4
Jadi:
Jadi:
Contoh 4.
Tentukanlah
Penyelesaian:
x2 = (x2
+ 1) + (x – 2) (Bx + C)
ambil (x – 2) =
0, yaitu x = 2 : 4 = A (5) + 0; A 4/5
[x2]
1 = A + B ; B = 1 – A = 1 – 4/5 ; B = 1/5
[SK]
0 = 1 – 2 C ; C = a/2 ; C = 2/5
Jadi:
G. Integrasi
fungsi-fungsi Trigonometri
Integral fungsi-fungsi
trigonometri pada dasarnya memanfaatkan keterampilan kita dalam penguasaan
identitas trigonometri dan penggunaan rumus baku integrasi.
Dua hal pokok dalam
integrasi fungsi-fungsi trigonometri adalah menyelesaikan integrasi pangkat sin
x dan cos x, dan perkalian sinus x dan cosinus x. lebih jelas dapat dilihat dua
buah contoh di bawah.
Contoh 1.
Tentukanlah:
Penyelesaian:
Kita tahu perubahan identifikasi trigonometri
dari bentuk cos2 x ke bentuk 1 + cos x.
Selanjutnya:
Contoh 2.
Tentukanlah:
Penyelesaian:
Latihan:
Tentukanlah integral-integral berikut:
1. dx
2. dx
3. dx
4. dx
5. dx
6. dx
7. dx
8. dx
9. dx
10. dx
11. dx
12. dx
Langganan:
Postingan (Atom)